Pak Marjana yang menjabat sebagai Ulu-Ulu Kalurahan Demangrejo merupakan salah satu warga Dukuh Belik RT 15 RW 07, Kalurahan Demangrejo. Beliau merupakan pelopor pembuat pakan sapi tanpa hijauan di Kalurahan Demangrejo sejak tahun 1995. Pakan hijauan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan sapi, namun keberadaan pakan hijauan yang sulit diperoleh saat musim kemarau dan mahalnya pakan tambahan berupa konsentrat membuat peternak sapi kesulitan memperoleh pakan untuk sapi. Oleh karena itu, keberadaan pakan sapi tanpa hijauan yang menggunakan limbah pertanian maupun perkebunan dapat menjadi alternatif pakan ternak bagi para peternak sapi, terutama di kala musim kemarau.
Penerapan pembuatan pakan sapi tanpa hijauan Ulu-Ulu bermula dari beliau yang pernah mengikuti pelatihan dari BPTP yang berlokasi di Cangkringan. Disana, beliau diajari mengenai bagaimana cara membuat pakan ternak tanpa hijauan. Setelah kembalinya dari pelatihan itu, beliau mulai mencoba mempraktekkan dan menerapkan sendiri di rumah. Selain mempraktekkan ilmunya untuk diri sendiri, beliau juga sering memberikan pelatihan kepada warga desa setiap 3 tahun sekali.
Pakan sapi tanpa hijauan ini sendiri berbahan dasar jerami padi yang kemudian difermentasi menggunakan garam, urea, tetes tebu/ molase, starbio, dan EM4 selama 21 hari. Bahan dasar berupa jerami padi diperoleh dari Klaten dan Purworejo yang diangkut menggunakan truk. Berat jerami padi dalam satu truk sendiri berkisar antara 1-1,5 ton dengan harga satu truknya sebesar Rp550.000,-. Komposisi pembuatan pakan sapi dalam satu truk jerami padi membutuhkan kurang lebih sekitar 500 cc EM4, 2 liter tetes tebu/ molase, 1 kg starbio, 2 kg garam, dan 0,5 kg urea. Menurut Pak Ulu-Ulu, pakan hasil fermentasi dengan berat 1-1,5 ton ini dapat digunakan untuk stok makan 2 sapi selama 2,5 bulan.
Gambar Pakan Sapi Tanpa Hijauan (Sumber: Dokumentasi KKN-PPM UGM 2023)
Dengan adanya pakan hasil fermentasi ini, maka peternak sapi mendapatkan keuntungan berupa efisiensi waktu dan tenaga, yaitu peternak tidak perlu repot-repot menghabiskan waktu dan tenaganya untuk mengambil rumput setiap hari. Sebab menurut Pak Ulu-Ulu, stok pakan hasil fermentasi dapat digunakan bahkan sampai 3 bulan setelah fermentasi. Beliau juga menambahkan bahwa meskipun sapi miliknya tidak pernah diberi pakan hijauan dan selalu diberi pakan hasil fermentasi, namun sapi miliknya tidak pernah mengalami masalah kesehatan. Justru malah hasil kualitas dagingnya lebih bagus dibandingkan sapi yang diberi pakan hijauan biasa.
Hasil pakan fermentasi yang dibuat oleh Pak Ulu-Ulu sejauh ini belum pernah dikomersialkan atau dicoba untuk dijual. Namun, pakan hasil fermentasi ini memiliki potensi menjadi sebuah usaha produk yang memiliki nilai jual tinggi. Sebab, tak sedikit juga para peternak sapi yang tidak memiliki waktu untuk sekedar mengambil rumput di sawah ataupun kebun dapat berpotensi besar untuk menjadi customer/pelanggan produk pakan sapi tanpa hijauan yang dibuat. Selain itu, pakan sapi tanpa hijauan juga dapat menjadi solusi pakan ternak di kala musim kemarau dimana hijauan pakan ternak sulit didapatkan.
Artikel ini ditulis oleh Jiil Apriliyani (KKN- PPM UGM 2023)