Kesenian Oglek adalah salah satu bentuk seni asli dari Kabupaten Kulon Progo, berupa tarian yang disertai dengan lantunan gamelan. Kesenian ini masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat Kulon Progo dan biasanya dipentaskan dalam acara-acara seperti merti dusun, syukuran, atau perayaan khusus. Pada awalnya, Kesenian Oglek terinspirasi oleh kesenian Jathilan yang sudah lama berakar dan berkembang di masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kesenian Oglek pertama kali diciptakan oleh Rubikin Noto Sunaryo sekitar tahun 1957. Keterlibatan Rubikin dalam kesenian Jawa dan kesenian Islam seperti tembang-tembang Jawa dan Shalawat serta berbagai alat musik tradisional berkontribusi pada penciptaan Kesenian Oglek.
Kesenian Oglek awalnya dibentuk dan diadaptasi dari kesenian Jathilan dengan konsep dan formasi penari serta musik pengiring yang serupa. Pertunjukan Kesenian Oglek awalnya sederhana dan mendapatkan respons positif dari warga sekitar. Kesenian Oglek mengisahkan lakon Babad Tanah Jawa, yang menceritakan adegan peperangan antara prajurit Jipang Panolan di bawah pimpinan Adipati Arya Penangsang dan prajurit Panjang yang dipimpin oleh Danang Sutawijaya, yang dipisahkan oleh sungai. Kesenian Oglek menampilkan perang antara kedua kelompok tersebut, terutama saat Sutawijaya berhasil menusuk Arya Penangsang menggunakan Tombak Kyai Pleret, pusaka Kerajaan Panjang, sehingga usus Arya Penangsang terburai dan menyebabkan kematiannya. Dari segi filosofis, Kesenian Oglek erat kaitannya dengan budaya dan kehidupan masyarakat di sekitar Kulon Progo pada tahun 1950-an. Meskipun masyarakat menghadapi kesulitan dan kemiskinan, mereka tetap menjalin kehidupan sosial melalui budaya gotong royong dan srawung untuk menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan. Semangat gotong royong tercermin dalam kegiatan sosial-komunal seperti perbaikan jalan, acara tahlilan saat ada tetangga yang meninggal, atau kegiatan merti dusun yang diadakan secara kolektif oleh masyarakat Kulon Progo. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan ini kemudian Kesenian Oglek ditampilkan, utamanya dalam perayaan-perayaan tertentu sebagai penampilan hiburan bagi warga sebagai bagian dari kehidupan komunal masyarakat di pedesaan di Kabupaten Kulon Progo.
Gambar Kegiatan Kesenian Oglek di Kalurahan Demangrejo (Sumber: Dokumentasi KKN-PPM UGM 2023)
Dalam pementasannya, Kesenian Oglek ditampilkan dengan diiringi alat musik berupa satu set gamelan meliputi gong, rebana, bedug, hingga angklung. Alat musik yang digunakan kemudian akan mengiringi tembang-tembang yang dilantunkan saat tarian-tarian ditampilkan Selanjutnya, komposisi penari terdiri dari beberapa orang yang dibagi menjadi dua kubu dengan mengenakan kostum berupa iket, rompi, celana panji, serta dilengkapi dengan properti Jaran Kepang diiringi dengan pawang yang nantinya akan memandu para penari. Salah satu gerakan yang menjadi ciri khsa dari Kesenian Oglek adalah gerakan oglak-oglek, yaitu gerakan anggukan ke arah kanan dan kiri yang diulangi secara terus-menerus. Selain itu, salah satu hal yang dinantikan dalam Kesenian Oglek adalah ndadi atau adegan kesurupan dengan adanya properti pendukung seperi bunga, seserahan, kaca, hingga tindakan-tindakan ekstrem menggunakan silet atau bara api. Dalam adegan ini kemudian penari akan dipimpin dan dikendalikan oleh pawang berkaitan dengan hal-hal mistis atau spiritual yang terjadi.
Artikel ini ditulis oleh Michael Sebastian Chang (KKN- PPM UGM 2023)